Kumpulan Anekdot #1


Membuat Undang-undang Sendiri

Suatu hari Ali dan Abi sedang jalan-jalan menggunakan kendaraan mobil, dengan Abi yang menyetir mobilnya. Ketika melewati perempatan jalan, tepat saat lampu merah menyala, Abi malah menerobos jalanan karena ketika itu jalannya kosong.

Ali: Abi, kenapa menerobos lampu merah? Gimana kalo ada polisi?

Abi: Tenang aja, Li. Kita kan bisa bikin aturan undang-undang sendiri.

Ali: Bisa gitu? Yang membuat perundang-undangan kan pemerintah dan DPR.

Abi: Bentar. *memarkirkan mobilnya di pinggir jalan*

Ali: Lho, kenapa malah berhenti?

Abi: Kan, mau jawab pertanyaanmu. Gini, Li, dengan menggunakan ini kita bisa buat undang-undang. *sambil membuka dompetnya*

Ali: Oalah!


Racun Serangga

Pada pagi hari minggu yang cerah, keluarga Pak Amin yang terdiri dari istri dan dua orang anak sedang melakukan kegiatan berkebun sebagai salah satu rutinitas minggu pagi. Ardi yang merupakan kakak dari Ilham tiba-tiba menghampiri kedua orang tuanya dengan tergesa-gesa sembari menahan napas karena berlari. Melihat anak sulungnya berlari, sang ibu lantas bertanya.
Ibu : “Kamu kenapa Ardi?”
Ardi “Bu, si Adik menelan ulat bulu”
Ibu : “Ya, ampun, kenapa bisa? Kamu kan ibu minta jaga adikmu. Cepat panggil ayah supaya lekas dibawa ke rumah sakit,” jawab ibu dengan panik.
Ardi : “Ah tidak perlu khawatir, Bu. Tunggu saja sebentar ulat bulunya pasti mati. Soalnya tadi saya suruh adik minum racun serangga supaya ulat di dalam perutnya mati.”
Sang ibu semakin panik dan jatuh pingsan.

Penyuluhan Sampah

Pada hari minggu pagi di desa Sekarsari, sedang dilakukan seminar terkait pengelolaan dan kebersihan sampah. Pemateri menyampaikan bahwa sampah plastik merupakan sampah yang sangat buruk bagi lingkungan dan bukan merupakan alternatif. Sampah plastik sebaiknya tidak dibuang sembarangan, didaur ulang dan kalau bisa digunakan kembali.
Pemateri : “Ibu-ibu, Bapak-bapak, nanti kalau Anda sekalian melihat sampah plastik, buang di tempat sampah. Jangan dibuang sembarangan, karena dapat merusak lingkungan. Sampah plastik tidak bisa terurai oleh tanah dalam waktu singkat."
Setelah acara selesai, peserta diberikan makanan dan minuman gratis menggunakan wadah berbahan dasar plastik. Karena warga baru saja menerima penyuluhan tentang bahaya sampah plastik, akhirnya warga mengumpulkan sampah plastik bekas wadah makanan dan minumannya lalu memasukkannya ke dalam tas milik pemateri tadi. Pemateri yang kebingungan lantas bertanya.
Pemateri : “Loh, ibu-ibu, bapak-bapak, kenapa sampahnya dimasukkan ke dalam tas saya?”
Ibu-ibu : “Tadi kan ibu bilang sampah plastik tidak boleh dibuang dan harus didaur ulang, oleh karena itu, kami mengumpulkannya dan memberikannya kepada ibu agar didaur ulang”
Pemateri langsung pamit pulang.

Berbagi

Seorang pengusaha kaya mengunjungi teman seperjuangannya yang juga kini telah menjadi pengusaha sukses. Sudah sangat lama mereka berdua tidak bertemu dan akhirnya memutuskan untuk bertemu di rumah pribadi milik pengusaha A. Ruangan tersebut sangat mewah dilengkapi dengan AC. Tak lama berbincang, pengusaha B mencium bau busuk dan bertanya kepada temannya.
Pengusaha B : “Kamu kentut, ya. Kok, baunya busuk seperti ini.”
Pengusaha A : “Ternyata meski telah lama berpisah, kau tidak pernah lupa bau kentutku.,” jawab pengusaha A sambil tertawa.
Pengusaha B : “Meski sudah jadi bos yang kaya dan sukses, kau sepertinya masih saja jorok seperti dahulu,” timpa pengusaha B yang juga ikut tertawa.
Pengusaha A : “Karena kau seorang pengusaha aku ingin bertanya padamu. Apakah kentut itu menguntungkan atau merugikan ?”
Pengusaha B : “Tentu saja merugikan makanya kau buang. Iya, kan?”
Pengusaha A : “Salah. Kentut itu profit, makanya aku membagikan kentut kepadamu.”
Mereka berdua kemudian saling berbagi keuntungan.

Pelajaran Favorit

Seorang Kepala Sekolah sedang berbincang-bincang dengan muridnya di dalam kelas. Kepala Sekolah tersebut ingin mengetahui pelajaran apa yang paling disukai oleh siswa-siswi tersebut.
Kepala Sekolah : “Sebagai bahan evaluasi sekolah, saya ingin mengetahui pelajaran apa yang paling kalian sukai dan yang kalian tidak sukai. Sebutkan beserta alasannya, nanti bapak akan menindak lanjuti jika memang ada masalah terkait pelajaran kalian. Di mulai dari pelajaran yang paling disukai dahulu.”
Ardan : “Saya suka pelajaran Matematika, Pak. Soalnya saya suka berhitung dan gurunya juga cerdas jadi pelajaran mudah dimengerti.”
Wilna : “Saya suka pelajaran Bahasa Inggris pak, soalnya saya ingin mahir berbahasa Inggris. Gurunya juga ganteng jadi saya suka. He-he-he.”
Kepala sekolah : “Wah, kalian hebat semua, ya. Bagaimana dengan kamu, Saepul? Sedari tadi bapak perhatikan kamu hanya diam saja.”
Saepul : “Kalau saya sukanya pelajaran kosong, Pak”

Posting Komentar

0 Komentar