Menurut Tarigan (2015:31), menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang ujaran (lisan) dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Sementara itu, menurut Suryani (2015:292), menyimak merupakan kegiatan mendengarkan atau memperhatikan apa yang dikatakan/dibicarakan orang lain dengan seksama dan memiliki faktor kesengajaan sangat besar. Dalam kegiatan menyimak bunyi bahasa yang tertangkap akan diidentifikasi, diklarifikasi, dipahami, dan dimaknai untuk memperoleh suatu simpulan. Begitu juga Akhdiat (Suryani, 2015:293) mengutarakan bahwa menyimak sebagai proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi, mengidentifikasi (mengenal), menginterpretasikan (menafsirkan), dan mereaksi (menanggapi) atas makna yang terkandung di dalamnya. Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang meliputi kegiatan mendengarkan, mengidentifikasi, menafsirkan, dan menanggapi apa yang sedang disimak untuk mendapatkan informasi atau sesuatu yang dibutuhkan secara sadar dan disengaja.
Dalam proses berbahasa, menyimak adalah salah satu kegiatan yang paling sering dilakukan, bahkan menyimak dipercaya menjadi kegiatan berbahasa pertama yang dilakukan oleh manusia. Menyimak adalah proses menangkap informasi dari sebuah tuturan.
2. Jenis-Jenis Menyimak
Dalam kegiatan menyimak, ada beberapa jenis atau ragam yang ada di dalamnya. Seperti yang dijelaskan Tarigan (2015:5) sebagai berikut.
a. Menyimak Ekstensif
Menyimak ekstensif adalah ragam menyimak yang lebih membebaskan penyimak dalam prosesnya. Hal yang disimak cenderung lebih umum dan dekat dengan penyimak. Bahkan mungkin tidak dikenali oleh penyimak sekalipun. Menyimak ekstensif dibagi beberapa jenis, sebagai berikut:
1) Menyimak sosial, menyimak yang berlangsung dalam situasi sosial, seperti percakapan dengan teman.
2) Menyimak sekunder, menyimak yang tidak diniatkan, atau secara kebetulan. Dalam menyimak sekunder, apa yang disimak adalah kegiatan yang kedua. Semisal, sedang menulis sesuatu, lalu mendengarkan musik.
3) Menyimak estetik, menyimak yang bertujuan untuk mengapresiasi atau menikmati yang disimak. Semisal, menyimak musik, puisi, cerita, dan lain-lain.
4) Menyimak pasif, ketika sesuatu yang didengarkan tidak sadar terbawa dalam ingatan dan seolah-olah menjadi perhatian.
b. Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak yang lebih terkontrol dan disengaja atau disadari. Dalam menyimak intensif, penyimak disadari dapat mengetahui hal yang ingin diperoleh dalam proses simakan tersebut. Dengan demikian, proses menyimak terasa lebih terstruktur dan mempunyai tujuan. Menyimak intensif juga dibagi menjadi beberapa jenis, sebagai berikut:
1) Menyimak kritis, menyimak yang bertujuan untuk mencari kesesuaian dengan apa yang ada dalam pikiran. Dengan demikian, dalam proses menyimak kritis, kita dalam mencari benar atau keliru dari seorang pembicara.
2) Menyimak konsentratif, menyimak telaah yang diikuti dengan petunjuk dalam pembicaraan.
3) Menyimak kreatif, menyimak imajinatif yang menyebabkan kesenangan terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan kinestetik.
4) Menyimak eksploratif, menyimak dengan maksud menyelidiki sesuatu yang lebih terarah dan sempit.
5) Menyimak interogatif, menyimak yang menuntut lebih banyak konsentrasi, seleksi butir-butir ujaran sehingga dapat mengajukan tanggapan dalam bentuk pertanyaan.
6) Menyimak selektif, menyimak yang bertujuan untuk menginterpretasikan kembali semua yang telah disimak dalam proses menyimak pasif.
3. Pembelajaran Menyimak
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, menyimak adalah elemen yang tidak bisa ditinggalkan. Dengan demikian, menyimak adalah proses yang selalu dipelajari. Pembelajaran menyimak berarti proses belajar dan mengajar untuk meningkatkan keterampilan mendengarkan, mengidentifikasi, menafsirkan, dan menanggapi sesuatu yang disimak. Ada beberapa metode atau teknik pengajaran yang dalam meningkatkan proses menyimak siswa.
Dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA Kurikulum 2013, keterampilan menyimak juga
ditujukan untuk meningkatkan pengembangan berpikir siswa. Dalam menyimak, siswa
tidak hanya dikenalkan pada bahasa sebagai bahan informasi dan komunikasi saja,
tetapi juga mendapatkan informasi pengetahuan di luar kebahasaan sehingga siswa
diajak untuk mengembangkan pola berpikir yang lebih komprehensif (Utami, 2013:284).
Referensi
Suryani, I. (2015). Memilih Metode yang Tepat dalam Pembelajaran Mendengarkan (Menyimak) pada Pembelajaran Bahasa Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa, 292-300.
Tarigan, H. G. (2015). Menyimak:
Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Utami, R. E. (2013). Menyimak Sebagai Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks. 278-295.
0 Komentar