Jakarta itu menyeramkan, tingkat kriminalitas yang tinggi sekali. Jadi kayak penjambretan, penodongan, itu udah biasa banget, tapi gue menemukan satu cara, Teman-teman. Gue akan share ke kalian. Gue menemukan satu metode yang sangat efektif, supaya lo enggak ditodong lagi. Lo tahu supaya gue enggak ditodong lagi gue ngapain? Gue kemana-mana bawa roti, bawa mentega, dan gue bawa keju. Lo tahu kenapa? Jadi kalau ada orang datang nodong gue pakai pisau, “mana duit lo!” gue keluarin yang gue bawa, “kita bikin roti aja, gimana? Saya bawa bahannya, kamu punya pisaunya.” enggak jadi, enggak jadi enggak jadi nodong, akhirnya kita makan bareng. terus gue bisa bilang, “bener, kan, untuk makan harus jadi orang jahat.” (Data 19, MenTertawakan Indonesia)
Teks di atas adalah bagian dari materi penampilan Stand-up comedy Ryan Adriandhy yang memiliki struktur dan dapat menjadi sebuah teks anekdot yang utuh. Dalam analisis anekdot, teks di atas memuat tokoh, alur, dan latar. Ada dua tokoh, penutur dan penodong. Dengan alur maju, diawali penjelasan, lalu dihadapkan pada situasi. Dalam cerita di atas, berlatar di Jakarta, lebih tepatnya malam hari dan di tempat yang rawan penodongan. Dengan penjelasan analisis struktur teks anekdot, diketahui hasil menjadi seperti berikut.
Abstraksi | Penutur memberikan saran untuk melawan penodongan. |
Orientasi | Jakarta itu menyeramkan, tingkat kriminalitas yang
tinggi sekali. Jadi kayak penjambretan, penodongan, itu udah biasa banget.
Gue akan share ke kalian. Gue
menemukan satu metode yang sangat efektif, supaya lo enggak ditodong lagi. |
Krisis | Lo tahu supaya gue enggak ditodong lagi gue ngapain? Gue kemana-mana bawa roti,
bawa mentega, dan gue bawa keju. |
Reaksi | Jadi kalau ada orang datang nodong gue pakai pisau,
“mana duit lo!” gue keluarin yang gue bawa, “kita bikin roti aja, gimana?
Saya bawa bahannya, kamu punya pisaunya.” |
Koda | Enggak jadi, enggak jadi enggak jadi nodong,
akhirnya kita makan bareng. terus gue bisa bilang, “bener, kan, untuk makan
harus jadi orang jahat.” |
Jika sudah diketahui kesamaan dalam stand-up comedy dengan teks anekdot, saatnya perlu mengetahui bahwa keduanya tentu memiliki tujuan yang sama, yaitu menghibur dengan memberi kelucuan direaksikan dengan tawa. Dalam hal ini, dapat pula dipahami bahwa keduanya juga mempunyai peluang untuk mendapatkan hasil tidak seperti yang diharapkan, entah tidak mendapatkan efek lucu atau bahkan ketersinggungan, menyinggung pembaca atau penonton.
Pola penulisan teks anekdot menggunakan pola cerita atau story telling. Ada tokoh, latar, dan suasana yang dibangun dalam satu rangkaian teks anekdot. Pada kondisi yang lain, teks materi stand-up comedy dirangkai dalam berbagai teknik dan pola penulisan. Teknik dan pola penulisan ini, selain disesuaikan dengan gaya komika, dapat pula disesuaikan dengan bahasan yang terdapat pada materi yang disampaikan oleh komika tersebut. Dari banyaknya pola, terdapat pola penceritaan atau story telling menjadi salah satu pola yang digemari banyak komika, termasuk komika pemula. Story telling digunakan untuk menyusun joke berdasarkan cerita yang dirangkai sebagai pengantar konteks dalam joke yang disampaikan tersebut. Berdasarkan hasil analisis, penutur menjadi salah satu komika yang lihai dalam membangun pola story telling.
Jika dilihat lebih jauh, pola kedua teks tersebut mempunyai pola yang sama dalam hal story telling. Dalam keadaan tersebut, teks materi stand-up comedy dapat dengan mudah dikonversikan menjadi teks anekdot atau sebaliknya. Teks stand-up comedy Ryan Adriandhy dapat menjadi bahan pengantar atau percontohan sebuah teks anekdot diciptakan dan disampaikan menjadi teks humor.
0 Komentar